Selasa, 29 September 2015

Surat Untuk Sahabat

Hari ini adalah  hari ketika 25 tahun yang lalu kau dilahirkan di dunia ini, dengan tangisan lucu yang membuat orang orang di sekitarmu bahagia. Aku adalah salah seorang yang bahagia walau ketika itu ku tak disana. 15 Tahun kemudian kita bertemu. Kau, Aku, dan Dia, Aku tak tau awal mula kita berjumpa, tapi ku merasa sangat bahagia. Aku yang tak pernah percaya akan persahabatan, aku yang tak percaya akan orang lain menjadi terbuka karenamu. Kau membuka hatiku, merubah hari- hariku menjadi tak terlupakan. Hari ketika kita menunggunya selesai kelas tambahan, ataupun hari tanpa kata ketika kita menunggu hujan reda. Suaramu, Senyummu semua terasa indah bagiku. Teduhnya kata-katamu membuatku percaya akan persahabatan sejati. Setahun berlalu dan kita bertiga baik-baik saja, Aku mungkin bukan yang terdekat denganmu diantara kita bertiga, tapi aku selalu merasakan keberadaanmu ketika ku sendiri, ketika ku menangis dan ketika aku diam tanpa kata saat aku didepanmu. Aku mungkin yang tertua diantara kita, namun aku pula lah yang miliki hati terlemah. Setahun bersama kalian, dan aku mulai terbiasa dengan keberadaanmu dan dia. Namun semuanya berakhir ketika kau miliki seseorang yang kau cintai, Dia tak suka pada kami, dia ingin kau menjauhi kami. Hal itulah yang selalu kudengar. Kau menjauh, kau tak berikan alasanmu, kau tak jelaskan apakah rumor itu benar. Sakit hatiku menjadi ketika kau ku tanya tentang apa artinya kami bagimu dan saat itu ku merasaseperti tersambar petir di siang hari ketika kau jawab "just friend". Aku masih ingat semua teman kita terdiam,dia menangis, dan kau keluar dari ruangan itu. Aku tak bisa berfikir jernih. Entah mulai kapan kau berubah seperti ini. Apa yang merubahmu. Hari itu adalah hari terakhir aku berbincang denganmu sebagai seorang sahabat. Kami telah mencoba segala cara untuk menarikmu kembali, Namun takdir berkata lain. Kita tak bisa bersama seperti dulu, kita tak boleh bersama seperti dulu. Setiap hari selama dua tahun memandang wajahmu seperti di Neraka bagiku. Kau bersamaku, tapi kau tak pernah menatapku, apalagi berbincang. Aku hanya bisa memandangimu dari kejauhan seraya mengobati lubang yang menganga dalam hatiku. Ku mencoba tuk tak peduli tapi nyatanya hingga saat ini ku masih mengingatku. Kugoreskan kesedihanku dalam untaian kata diatas kertas, Hanya ada kesedihan disana. Apabila aku tahu kita akan berpisah dengan membawa ras sakit ini, akan ku ukir semua kenangan indah yang kita lalui. Kennangan-kenangan yang tak terlupakan antara aku, kau, dan dia. Dirimu dan kenangan kita, telah tersimpan jauh di lubuk hatiku. Kukunci rapat dalam ruang senduku. Dan kubuang jauh kunci itu dari hidupku. Pintu itu kini tak pernah terbuka, dan tak akan pernah terbuka.
Sudah hampir sepuluh tahun peristiwa itu berlalu, tapi ku juga tak bisa membuangmu dari ingatanku. Aku akan terus meneruskan kehidupanku seperti biasa dengan mengenangmu setiap hariku. Hari ini adalah hari bahagiamu. Aku bahkan tak bisa mengucapkannya padamu dengan segala kekuatan dan kasih sayangku. Namun hari ini, segala doa terbaikku ku lantunkan padamu. Semoga kau menjadi seseorang yang lebih baik, Semoga kau menjadi seseorang yang lebih bijaksana, Dan menjadi seseorang yang lebih menghargai waktu dan juga kenangan. Semoga hidupmu bahagia.  Selamat Ulang Tahun Sahabatku Tersayang.


Sidoarjo, 30 September 2015
13.50 WIB
Ainun Rachmi